SYAIR PENGIRING KETIKA ARYA DWI PANGGA BELAJAR AJIAN KIDUNG PAMUNGKAS
Ketika kata-kata……………
Sudah tidak bisa menjawab tanya……………
Maka bahasa pedanglah yang bicara………………
Bahasa para ksatria……………
Bahwa bumi mununtut sesaji darah manusia……………
Pedang……………
Taring betarakala sedang di amuk murka……………
Amarahnya menelan rembulan jadi gerhana……………
Bumi……………
Gelap pekat menangis air mata merah……………
Gemerlap kilat pedang menusuk dunia……………
Darah mengalir dari ujung pedang kekuasaan……………
Tergelar dari ujung pedang……………
Sebagaimana derita juga tergelar dari ujung yang sama……………
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
sangat bagus....,terus posting artikel sejarah nusantara,salam silaturahmi
BalasHapuslike it.....
BalasHapussekaLipun Langit terbeLah
BalasHapusdan hujan menengeLamkan bumi
ku Lihat kau tegak berdiri
di atas puncak kesetiaanmu
pada sang pemberi
kadang kaLa dunia tidak ramah pada kita
angin tidak Lagi bertiup sejuk
apa yang kita cintai pergi menjauh
matahari menyinari kedengkian
dan buLan memancarkan cahaya keangkuhan
bentangan Langit tak Lagi berwarna biru
mega-mega merangkak sedih di bawah dinding-dinding batu
biarkan
ohh...biarkan semua itu
pahit dan manis akan segera berLaLu
tak ada yang abadi di dunia fana ini
mengapa...
harus membuang airmata percuma
Lebih baik tersenyum
sekaLipun di daLam hati...
_Arya Dwipangga_[tutur tinuLar]